Create your own at MyNiceProfile.com
Revolusi Informasi harus dipahami dan digunakan sebagai sebuah tujuan terjadinya transformasi kemasyarakatan menuju ke tingkat yang lebih baik dibanding sebelumnya, apakah dalam kehidupan biasa keluarga, aktivitas ekonomi dan bisnis, perkembangan kesenian dan hiburan, maupun terciptanya kondisi sosial-politik demi terciptanya sebuah masyarakat madani.
Kebangkitan eksplosif jaringan Internet disertai dengan inovasi mutakhir teknologi dan telekomunikasi baru menjadi sebuah permulaan yang bisa kita rasakan. Dan pada dasarnya, bukan informasi itu sendiri yang sebenarnya mengisi dampak yang diakibatkan oleh Revolusi Informasi, tetapi sesuatu yang tidak pernah kita duga sebelumnya atau bahkan dibahas dalam kurun 10-15 tahun yang lalu.
Peter Drucker dalam sebuah artikel berjudul Beyond the Information Revolution di The Atlantic Monthly edisi Oktober 1999, mungkin bisa memberikan gambaran yang tepat apa sebenarnya arti paling mendasar dan dampak yang ditimbulkan oleh Revolusi Informasi. Menurut Drucker, jaringan Internet merupakan pokok utama bagi distribusi saluran barang, jasa, dan secara mengejutkan juga pekerjaan-pekerjaan manajerial dan profesional. "Tetapi dampak yang diakibatkan juga mungkin lebih besar akan terjadi pada masyarakat dan politik, dan di atas segalanya, dalam perjalanannya terhadap bagaimana kita melihat dunia dan diri kita di dalamnya," tulis Drucker.
Secara perlahan tetapi pasti, kita mulai melihat terjadinya dampak struktural terhadap lingkup bisnis yang pada gilirannya juga akan membawa perubahan penting yang gempita terhadap masyarakat. Perubahan yang diakibatkan memang besar dan terjadi secara masif karena akan melampaui seluruh lingkup kegiatan kemanusiaan, mulai dari bisnis dan gaya kerja, terhadap struktur keluarga dan hubungan kemasyarakatan, ke persoalan demografi, politik dan bentuk pemerintahan, ke pendidikan, juga terhadap seni maupun hiburan. Bahkan, sekarang pun mulai dirasakan kalau Revolusi Informasi yang menghasilkan apa yang bisa disebut juga sebagai Abad Jaringan (Connection Age) mulai mengubah konsep ruang dan waktu.
Transformasi
Revolusi Informasi yang masih mencari bentuknya dewasa ini dipacu oleh teknologi informasi, komunikasi, dan koordinasi. Teknologi-teknologi ini berpotensi mentransformasi secara menyeluruh berbagai ragam hubungan ke seluruh dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Trayek inovasi teknologi dewasa ini tampaknya tidak hanya menunjukkan sebuah pola ke arah yang tidak bisa dihentikan sama sekali, tetapi juga menunjukkan kemungkinan melakukan berbagai perubahan dan secara bersamaan juga bisa diprediksi.
Dari perkembangan ini, patut dicatat kalau berbagai transformasi kemasyarakatan pada masa Revolusi Industri tidak selalu merupakan sebuah hasil langsung adanya teknologi itu sendiri. Ditemukannya kereta api dan mesin uap tidak dimaksudkan untuk digunakan di rumah bagi anggota keluarga, bagi partai politik atau pemerintah, maupun bagi kesenian dan hiburan.
Penemuan-penemuan ketika itu menyebabkan kegiatan ekonomi akibat penemuan teknologi tersebut telah melepas berbagai dampak tidak langsung mencakup berbagai kekacauan secara masif pada struktur demografi, politik, dan kebudayaan.
Artinya, perubahan-perubahan dalam struktur sosial sebenarnya yang menciptakan berbagai peluang ekonomi bagi penemuan-penemuan teknologi tersebut. Terintegrasinya inovasi teknologi, evolusi ekonomi dan transformasi sosial ini sebenarnya juga terjadi kembali pada masa Revolusi Informasi sekarang ini.
Transformasi sosial pada perkembangan inovasi teknologi ini, setidaknya tampak dalam berbagai kehidupan kemasyarakatan dalam pekerjaan, kehidupan rumah, keluarga, pendidikan, politik, kesenian, maupun waktu. Kalau pada awalnya, mayoritas pekerjaan adalah di daerah-daerah pertanian dan kemudian bergeser ke pabrik-pabrik, maka dalam era Internet sekarang ini pekerjaan tidak lagi terpusat pada sebuah aktivitas perekonomian yang permanen tetapi tersebar ke mana-mana.
Hal yang sama juga terjadi pada kehidupan rumah-rumah. Pada masa Abad Pertanian, kehidupan rumah dan kehidupan pekerjaan adalah sesuatu yang tidak terpisahkan karena rumah ketika itu menjadi bagian integral wilayah pertanian. Pada masa Revolusi Industri, mulai terjadi pergeseran demografi yang bergerak dari wilayah pedesaan ke kota-kota.
Kehidupan rumah terpisahkan, namun kemudian kembali lagi ke rumah-rumah pada masa Internet sekarang ini karena memang pekerjaan pada era sekarang ini lokasi sudah tidak lagi menjadi faktor penentu dalam aktivitas ekonomi baru.
Dampak pendidikan
Transformasi penting lainnya, selain keluarga, politik, kesenian, dan lainnya, terjadi pada bidang pendidikan. Pada Abad Pertanian tidak ada pendidikan universal seperti yang kita kenal sekarang ini. Baru pada akhir tahun 1700-an, sekolah bagi anak-anak menjadi sesuatu yang lumrah dengan tetap mempertahankan kebiasaan masa lalu, di mana masih tersisa waktu-waktu yang mengakomodasi masa tanam dan panen.
Sekolah mulai berubah pada masa Revolusi Industri dengan tujuan utama untuk mempersiapkan anak-anak memasuki kehidupanan produktif ke dalam masyarakat berbasis industri. Pendidikan pun difokuskan pada dua hal utama, pertama, sekolah-sekolah mulai memberikan pengajaran kepada lebih banyak murid, karena pabrik-pabrik pada masa Abad Industri memerlukan banyak sekali tenaga kerja yang bisa membaca dan memiliki kinerja matematika sederhana. Kedua, gaya pengajaran pun berubah menuju ke sistem penghafalan berulang-ulang tanpa harus mengerti makna, sebuah keterampilan yang akan membantu murid masuk ke angkatan kerja setelah lulus.
Dalam Revolusi Informasi, penggunaan temuan teknologi dan telekomunikasi dalam bentuk komputer maupun konektivitas ke jaringan Internet tidak hanya menjadi sekadar alat bantu guru dalam memberikan pelajaran di kelas-kelas atau menjadi subyek yang harus dipelajari semata. Dalam era sekarang ini ke depan, teknologi bisa menjadi sebuah perantara yang sangat kuat untuk memberikan pada murid berbagai keahlian yang dibutuhkan menyongsong dan menggeluti ekonomi baru.
Salah satu yang penting dalam pemanfaatan teknologi dalam pendidikan sekarang ini adalah memberikan pengalaman dalam mengerjakan proyek berbasis tim yang juga melibatkan berbagai organisasi. Berbeda dengan era-era sebelumnya, dampak teknologi yang ditimbulkan dewasa ini di tempat-tempat kerja secara langsung memberikan dampak tidak langsung ke bagian lain kelompok masyarakat.
Menghubungkan berbagai sekolah ke dalam jaringan Internet pasti tidak mungkin dilakukan dengan hanya mencanangkan slogan saja. Semua orang tahu kalau teknologi online akan membawa dampak yang luar biasa terhadap sekolah yang akan menghasilkan berbagai dinamika di ruang-ruang kelas. Tetapi kita tidak pernah tahu kapan ini akan terjadi dan kita juga tidak tahu apakah teknologi online ini akan melibatkan apa yang akan diajarkan atau bagaimana menyampaikannya di ruang kelas.
Ketika teknologi percetakan diperkenalkan, buku-buku mulai masuk sebagai bagian penting dalam pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah. Bersamaan dengan masuknya buku, hal-hal yang tidak bisa diajarkan dengan bantuan buku pun langsung menghilang. Sebagai contoh, sampai dengan kira-kira tahun 1600, musik adalah bagian integral dari pendidikan, tetapi kemudian menghilang setelah diperkenalkannya buku sebagai medium.
Perubahan cepat
Memang sekarang ini kita tidak bisa menentukan apa saja yang akan menghilang dalam pendidikan, atau disiplin ilmu apa lagi yang perlu diperkenalkan. Atau, apakah Revolusi Informasi sekarang ini akan memberikan keuntungan sepenuhnya bagi pendidikan dengan menghubungkan para pengajar melalui jaringan-jaringan yang sekarang tersebar di udara atau tertanam di dalam tanah.
Semua pertanyaan ini memang tidak ada jawaban yang pasti. Perkembangan pesat teknologi informasi, baik dalam perangkat keras dan perangkat lunak menunjukkan betapa perubahan yang cepat selalu memberikan berbagai dampak yang sulit untuk mencari jawabannya. Ambil saja teknologi peer to peer, misalnya, menghasilkan berbagai temuan-temuan baru secara berturut-turut mulai dari Napster (http://www.napster. com) yang memberikan berbagai turunan lain seperti MP3, Freenet, Gnutella, dan lainnya, atau sebuah kantor baru secara virtual di mana program sejenis Microsoft Office 2000 yang sekarang banyak digunakan di berbagai perkantoran diubah menjadi sebuah konsep desktop berbasis web yang disebut sebagai ThinkFree Office (http://www. thinkfree.com) dengan seluruh kinerja yang dimiliki oleh produk oleh Microsoft.
Ketika Napster muncul sebagai sebuah gejala baru dalam interaksi digital melalui jaringan Internet memanfaatkan teknologi peer to peer, muncul persoalan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan menyangkut masalah hak cipta. Napster pun akhirnya menjadi sebuah fenomena dan perdebatan yang berkepanjangan, karena ternyata teknologi di dalam jaringan Internet yang berkembang ternyata berdampak merugikan beberapa pihak tertentu.
Di sisi lain, teknologi peer to peer juga menghasilkan sebuah pola kerja sama yang saling menguntungkan dalam program SETI@home (lihat Kompas 27 Juni 1999), di mana seluruh komputer pribadi di seluruh dunia terkoneksi menjadi satu untuk mencari kemungkinan adanya kehidupan lain di luar Bumi.
Atau pesatnya perkembangan teknologi Internet Protocol (IP), misalnya, menghasilkan berbagai jenis layanan baru yang dikenal dengan Voice over IP (VoIP), memungkinkan siapa pun di mana pun untuk melakukan pembicaraan jarak jauh dengan biaya yang sangat minim.
Apakah teknologi VoIP ini dilakukan melalui sebuah jasa layanan atau menggunakan perangkat murah seperti VoIP Blaster (http://voipblaster.creative.com) yang bisa dipesan melalui jaringan Internet seharga 29,95 dollar AS (sekitar Rp 300.000).
Perkembangan lain yang juga akan mengubah perkembangan transformasi menyeluruh di era Revolusi Informasi sekarang ini adalah tersedianya prosesor-prosesor berkinerja sangat tinggi, seperti produk yang dikeluarkan oleh raksasa prosesor Intel Corporation (http://www.intel. com) yang menghasilkan Pentium 4 dengan kecepatan sampai dengan 1,5 GHz yang memang merupakan sebuah teknologi yang khusus dirancang untuk mengoptimalkan interaksi para penggunanya dengan perkembangan pesat jaringan Internet yang sudah tidak lagi terbatas pada teks dan gambar, tetapi benar-benar menjalankan sebuah fungsi multimedia yang memanfaatkan audio dan video.
Sebab atau akibat
Terkoneksinya seluruh dunia memang menghasilkan lompatan-lompatan penting yang akan mengubah jalannya kehidupan. Karena dunia sekarang ini sudah sangat terkoneksi satu sama lain, sehingga berbagai macam gagasan berkembang dan dipikirkan oleh berbagai orang di seluruh belahan bumi ini. Akibatnya, memang sulit untuk menentukan apakah gejala-gejala ini semua merupakan sebuah sebab atau sebuah akibat.
Berbagai pertanyaan pun bermunculan. Apakah perusahaan-perusahaan yang cenderung melakukan kerja sama kemitraan dan aliansi seperti sekarang ini karena teknologi menyebabkan pengaturan seperti ini mempunyai keuntungan ekonomis atau teknologi dikembangkan untuk mengeksploitasi fenomena ini? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin dua-duanya benar.
Teknologi memang berdampak terhadap apa yang dimungkinkan untuk mendorong terjadinya perilaku-perilaku atau hubungan-hubungan baru yang pada gilirannya akan memacu arah baru pada perkembangan teknologi itu sendiri. Lingkaran yang terus berputar ini memang sesuatu yang tidak terhindari dan tampaknya hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi mana yang terlebih dahulu: teknologi itu sendiri atau kebutuhan pada teknologi itu.
Jawaban terhadap mana yang lebih dahulu ada ayam atau telur mungkin menjadi tidak begitu penting. Namun, perlu dicatat di sini bahwa teknologi informasi, komputasi, dan komunikasi telah menjadi sebuah kekuatan instrumental dalam menentukan dimensi baru hubungan antarpribadi dan bisnis.
Dalam beberapa kasus di tengah-tengah Revolusi Informasi sekarang ini, secara tiba-tiba bermunculan berbagai temuan ke dalam kehidupan kita. Pada masa yang lain transisi terjadi dalam keadaan yang sangat tenang. Ada juga yang memberikan dampak tanpa menunjukkan tanda-tanda awal sama sekali yang menyebabkan sulit terdeteksi. Tetapi jangan salah, Abad Jaringan itu sudah tiba. (Rene L Pattiradjawane)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar